Jumat, 24 Mei 2019

Dear Kak Yenni


Dear Kak Yenni,

Kak Yenni alias Kak Yen, tanggal 25 Mei 2019 adalah hari yang paling kau tunggu-tunggu. Meninggalkan kota Jakarta untuk pindah ke Negara Belanda dan tinggal bareng sama Suami mu. Kali ini agak beda, gw sedih tapi senang. Senang karna Kak Yenni ke Belanda bukan karna hal lain selain bisa kumpul tinggal satu rumah dengan Suami. Kamu sekarang gak cuma bisa jaga diri tapi udah ada yang jagain kamu juga yaitu suami mu sendiri. Dalam kejadian 2:18 TUHAN Allah berfirman: “tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia”. Sudah tergenapi janji Tuhan yang satu ini dalam hidupmu. Tuhan sudah mempertemukan kamu dengan pasangan yang sepadan denganmu.  

Throwback tahun 2016 kamu meninggalkan kota Jakarta untuk mengadu “nasib” di Negara Belanda. Begitu banyak diantara orang-orang yang mengasihimu sedih untuk berpisah, gak sedikit juga yang khawatir. Bahkan kalau bisa cepet2 Kak Yen balik lagi ke Indonesia (bisa baca di https://ria-riuw.blogspot.com/2016/06/single-impian-dan-jodoh.html). Belum lagi Kak Yen berada di Belanda pada saat itu begitu banyak rintangan & cobaan yang kalau gw ngebayanginnya aja ngeri https://ria-riuw.blogspot.com/2017/09/pengin-deh-kayak-si-b.html tapi smua berhasil Kak Yen lalui. Hasilnya sudah Kak Yen tuai 😊
--------------------------------------------------------
Smua terbayar dan Tuhan Yesus tidak pernah ingkar janji karna Tuhan perhitungkan setiap perjuangan & pengorbanan kita untuk menggepani rencanaNya dalam hidup kita. Berawal dari salah satu aplikasi yang mempertemukan mu dengan suamimu. Gak lama sejak pertemuan pertama, Kak Yenni menjalin hubungan dengan Bang Timothy. Kak Yenni gak nyangka kalau pada akhirnya cowok tersebut berniat untuk menjalin hubungan menjadikan Kak Yenni kekasihnya, qiqiqi.. Sampai Kak Yenni tahun 2017 balik lagi ke Jakarta untuk mengadu nasib kembali :D Bang Timothy ini tetep kekeh untuk mempersunting Kak Yenni. Bang Timothy pernah datang ke tempat Kak Yenni di Jakarta bahkan mengunjungi orang tua Kak Yenni di Pekan Baru dan berlibur bareng Kak Yenni di Bali & Jogja. After that beberapa bulan kemudian Bang Timothy memutuskan ngelamar Kak Yenni, cuit cuit..

Holy Matrimony Yenni & Timothy
Memang sebelumnya struggle juga sih hubungan mereka ini. Karna ada beberapa point yang musti digumulkan lagi oleh kedua belah pihak. Gak gampang apalagi itu menyangkut “kepercayaan” alias agama yang dianut. Sebelumnya Bang Timothy nggak memeluk agama apapun bukan karna tidak percaya adanya Tuhan, tapi memang ada alasan tersendiri untuk tidak memeluk agama apapun. Karna ada rasa trauma dari masa kecilnya. Gw nggak bisa ceritain disini, karna bagi gw ini menyangkut masa lalu orang dan kurang etis kalau gw ceritain detail. Tapi intinya ya begitulah. Sedangkan Kak Yenni yang orang Indonesia rata-rata pasti punya agama, seiman itu adalah hal yang dasar dalam kriteria mencari pasangan apalagi yang untuk sampai ke pernikahan.

Pesta Adat Pernikahan Batak Simalungun

Tapi lagi-lagi kalau cowok udah cinta sama cewek mo apapun rintangannya & seberapa jauh pun jarak yang bakal ditempuh, bakal diperjuangin. Nah value yang kayak gini juga nih yang gw incar, wakakak. Yaiyalah, berumah tangga bukan soal lu halal atau enggak itu hubungan, pasti lebih dari itu. Gak bisa main-main. Gak bisa jalan sendiri-sendiri. Perempuan musti lihat kesungguhan dari Laki-laki yang serius meminang itu dari tindakannya yes. Hehe. Lanjut cerita, pada akhirnya Bang Timothy memutuskan untuk mengikut agama Kristen Protestan. Pernikahan mereka diberkati di salah satu Gereja yang berada di Pekan Baru tanggal 26 Mei 2018. Bang Timothy yang orang Belanda ini jadi orang Batak juga diberi marga Munthe.

Yenni & Timothy

Hampir setahun lamanya Kak Yenni LDR sama suaminya. Untuk mengurus kepindahan Kak Yenni ke Belanda dengan proses yang panjang. Pernah ketemu si Bang Timothy ke Jakarta lagi cuma kan gak bisa lama-lama, hehe. Bang timothy juga di Belanda kan kerja, bukan pengangguran cuy. Walaupun kepindahan Kak Yen ke Belanda pasti semakin jauh juga jarak Kak Yen dengan orang tua dan keluarga lainnya serta teman-teman dekatnya. Tapi udah biasalah ya. Toh kita kan anak rantau. Gitu lah kalau udah menikah nggak bisa lagi terus-terusan “bareng” orang tua. Yup, that’s life.

Gw berharap Kak Yenni dan Bang Timothy slalu bahagia hidup bersama di Belanda sana. Selalu sehat, dilindungi & dikaruniai momongan blasteran yeaaay gw ntar punya ponakan blasteran. Suatu hari nanti gw dan teman-teman yang pernah travelling bareng Kak Yenni waktu di Indonesia, bisa datang mengunjungi Kak Yenni dan keluarga disana bersama pasangan kami masing-masing. Amin. Doakan kami juga ya, Kak.

Photo Bersama Undangan dari Jakarta^^

Thanks a lot ya, Kak Yenni. Semasa kita pernah bareng-bareng Kak Yenni sering mengajarkan banyak hal ke Riu. Kak Yenni ceritain masa hidupnya Kak Yen aja kadang buat gw banyak belajar jadi smakin lebih baik https://ria-riuw.blogspot.com/2014/02/double-challenge-double-effort.html

Apapun bisa kita sharing-in. Mulai dari pengalaman hidup sampe denger khotbah apa juga bisa dibagi untuk saling menguatkan https://ria-riuw.blogspot.com/2016/10/iman-yang-gila.html. Apa aja deh pokoknya bisa diceritain. Gak mandang tempat, kadang bisa cerita hal bermakna pas lagi ngeringin rambut & dandan di ruang ganti tempat gym. Hehehe. Ingat berdoa ya, Kak. Kalau orang batak bilang “sai gomos ma martangiang”. Jangan balik ke Indonesia sebelum kami yang datang ke Belanda :D

Once again congratulation ya, Kak Yenni. See you on (other) TOP. Jesus bless us.


Bandara Terminal 3 Soetta
Ciee Kak Yenni Rame yang Anterin :p 





Rabu, 06 September 2017

Pengin Deh Kayak Si B



“Enak ya jadi si A.”
“Pengin deh kayak si B.”
Padahal kalau tahu perjuangan A & B di balik layar, belum tentu kita (masih) mau jadi seperti mereka.

Kalimat diatas gw copy paste dari salah akun twitter favorite gw @JennyJusuf
Hmm, ini sebenernya bisa dibilang sambungan dari tulisan gw tahun lalu, yang ini :
 
Pada malam minggu kemarin 3 gadis mandiri yang suka jalan-jalan serta kuliner ngobrol-ngobrol cantik sambil makan disalah satu tempat makan daerah tebet dalam. Ngalor ngidul ceritanya eh kesenggol sama cerita true story temen gw yang baru pulang au pair dari negara Belanda.

Siapa sangka bulan ke-3 berada di Negara Belanda temen gw terpaksa harus mencari family lain untuk tetap melanjutkan impiannya selama kurang lebih 1 tahun di Belanda. Family yang pertama ngalamin yang namanya masalah keluarga. Orang tua dari ayah angkatnya temen gw ini lagi sakit kanker, belum lagi istrinya juga sedang sakit. Family tersebut tidak sanggup untuk memperpanjang menjadi orang tua asuh temen gw ini. Jika hal tersebut terjadi, temen gw kudu cepet-cepet nyari family baru, karena kalau enggak, bakalan terancam di deportasi dianggap warga illegal di Belanda. 

Nah, nyari family baru ini nih awal dari kegalauan diatas rata-rata. Dikasi waktu beberapa minggu untuk dapetin family baru. Proses nyari family baru ini sangat enggak gampang. Agen dari Indonesia maupun yang ada di Belanda enggak se-gercep yang kita bayangkan. Belom lagi ada sandungan soal uang. Kudu bayar ke agen dan sebagianya. Entah apalah itu intinya seperti biasa, birokrasi yang mempersulit. Padahal diperjanjian au pair enggak ada yang namanya kudu bayar ke agen dsb. Selama belum mendapat family baru, temen gw kudu tidur numpang-numpang dari rumah ke rumah. Bisa bayangin gak sih, lu lagi di Negara orang harus berjuang buat makan & tempat tinggal setiap harinya. Uang saku yang dipunya juga udah enggak seberapa karna problem dari family pertama. Lu minta pertolongan dari orang-orang untuk mau “membukakan” pintu nampung sehari s/d dua hari nawarin jasa bantu-bantu jagain anak misalnya yang penting bisa nolongin dapat makan & tempat tinggal. Abis pikir gak sih, pikiran elu dihantui dengan besok gw makan apa ya ? tinggal dimana ya ? Berminggu-minggu lamanya temen gw harus berjuang untuk makan & tempat tinggal. Sampe-sampe kalau dia punya 2 roti dihari itu, enggak dimakan smua. Cukup 1 aja dimakan walaupun sebenernya masih lapar. Tapi karna dia mikirin besok siapa tau gak ada makanan yang bisa dimakan jadinya disimpan buat besok. Gencar nyari family sana sini & bantuan dari orang-orang. Siapa aja di SKSD-in demi dapat family baru biar gak gonta ganti kesana kemari enggak jelas numpang makan & tidur di rumah orang. Belum lagi kalo numpang gonta ganti di rumah orang yang sebelumnya enggak kenal sama sekali, temen gw enggak pernah tahu itu keluarga beneran baik-baik apa penjahat. Bisa aja kan ketemu sama orang yang mafia perdagangan manusia. Tapi Tuhan sangat baik, temen gw slalu dilindungi dengan ngasi tumpangan ke orang-orang yang bukan penjahat.

Perjuangan cari family baru dengan banyak cobaan, tantangan, tetesan air mata apalagi doa. Mana pas kejadian ini lagi musim autumn, pas jalan saat keadaan bener-bener patah daun-daun kecoklatan pada jatuh berguguran, makin melengkapi drama kehidupan teman gw pada saat itu. Temen gw mikir: “ya ampun kok gw sampai segininya ya ngalamin makan sama tidur aja susah. Apa sih yang gw cari di benua Eropa ini. Pengorbanannya ninggalin kerjaan gw di Jakarta yang udah jelas nyaman. Belum lagi gw ninggalin jauh keluarga gw, temen-temen gw, kehidupan gw slama ini hanya untuk seperti ini di negri orang.” Tapi gw bangga sama temen gw ini, walaupun semangatnya sempat down akhirnya mau bangkit lagi. Dia tetap mau berjuang sampai tetes darah penghabisan. Sampai kesempatan sisa waktu untuk nyari family baru berakhir, kalau memang Tuhan masih mau dia di Belanda pasti ada jalannya. Jika enggak sampai akhirnya kudu balik ke Indonesia yaudah baliklah. Enggak usah mikirin apa omongan orang yang di Indo jika balik belum genap waktu 1 tahun ternyata harus dipulangkan. Yang penting sudah berusaha benar-benar sampai usaha yang ‘tertinggi’. Kalau pulang pun, ada kepuasan batin udah usaha maksimal. 

Lanjut proses pencarian family baru. Saking temen gw udah enggak megang uang lagi, dia kasi note kalau ada family mau interview bersedia hanya menggunakan skype. Kalau memang harus datang langsung, calon family tsb harus menyediakan uang transport pulang pergi dan itu harus dia terima dulu baru bisa pergi interview langsung. Ya kan enggak mungkin juga udah numpang makan & tidur tempat orang lain, harus minta uang saku buat interview juga. Nah, seperti biasa kayak nyari kerja ada yang udah cocok tinggal masuk aja, ada-ada aja hal bikin enggak jadi. Entah itu dari pihak calon family baru yang batalin atau pihak agen yang minta bayaran semacam registrasi yang harusnya enggak. 

Singkat cerita dimana tinggal 2 hari lagi sisa waktu untuk dapetin family baru. Sebenernya keluarga ini bukan keluarga yang kaya raya & pokoknya enggak masuk standar untuk au pair. Tapi karna family ini mau nolongin temen gw & temen gw juga mau nolongin family tsb untuk jadi kakak angkat anaknya, jadinya yang seharusnya temen gw di deportasi H-2 hal itu enggak terjadi. Pada saat itu ditelponin, jika setuju temen gw ini langsung dijemput. Akhirnya jawaban doa dari temen gw lanjut au pair sampai waktu yang seperti ditentukan diawal. Walaupun harus mulai kursus bahasa Belanda dari awal lagi, smuanya mulai dari nol lagi. Puji Tuhan jalannya memang sudah harus begitu untuk melanjutkan impian didepan mata ya harus begitulah adanya. Terbayarkan waktu akhir tahun temen gw bisa jalan ke-4 negara. Termasuk dia mengunjungi menara impian gw yaitu menara eiffel. Enggak nyangka temen gw buat video khusus buat gw kata-katanya yang gw inget sampai saat ini: “Helo Riu boru Sinaga, tetap bermimpi, tiada yang tak mungkin, selama kita Berdoa & Berusaha. Sekarang dapat salam dulu ya darimana ? yeay dari Eiffel”. Sekarang gw baru tahu, perjuangan temen gw pada saat itu. Kalau diliat dari postingan poto-potonya atau videonya pasti ngiler yakan. Hahaha. Enggak tahu aja elu pada sakit, jatuh bangun & pengorbanannya itu gimana. Dibalik layarnya itu loh yang enggak enak. Kalau diceritain kayak gini memang pasti enggak ada apa-apanya. Coba kalau ngalamin sendiri. Mungkin yang jadi anak rantau udah paham gimana rasanya. Ini lebih lagi berkali-kali lipat karna merantaunya bukan antar pulau Indonesia tapi antar negara. Yang pake pesawat aja butuh belasan jam apalagi pake getek. 

Karna hal ini, setiap temen gw kalo berdoa enggak lepas dari kalimat: “makasi ya Tuhan untuk makan dan minum. Makasi ya Tuhan untuk tempat tinggal aku masih bisa tidur dengan aman.” Itu-itu terus yang diulang-ulang. Bikin hati gw pilu denger ceritanya. Biasanya hal sederhana kayak gitu kita yang tinggal di Indonesia yang punya kerjaan susah ya bersyukur makan, minum, tempat tidur. Hal terlihat sepele, tapi sebenernya enggak sepele. Berkat Tuhan yang luar biasa kadang sehari-hari bisa enggak kita minta dalam doa, tapi Tuhan udah sediakan duluan. 

Pada akhirnya ketika temen gw udah berhasil melewati asam garam kehidupan di Belanda, udah lulus kursus bahasa Belanda, udah dapat “temen jadi demen” juga alias biasa yang disebut pacar. Jika ditanya ke temen gw, bagaimana kisah kehidupan au pair. Apakah sesuai dengan ekspektasi ? kalau diukur hanya dari terwujud impian, lulus kursus dll mungkin tidak terlalu sebanding. Tetapi jika dilihat dari si pacar ini, maybe itu bisa dinilai sebanding. Seperti jawaban “untuk apa sih gw ke benua Eropa sampai segitunya”. Oh ternyata untuk ketemu dengan “si dia” ini. Kalau di flashback ke artikel sebelum ini, hanya ada satu hal yang bisa menghalangi temen gw untuk au pair yaitu jodoh dari Tuhan. Yaiyalah, gw sama temen gw ini memang sama-sama jenis wanita mandiri seakan-akan terlihat kasat mata orang-orang kehidupan sangat santai dengan status single woman. Seakan-akan enggak butuh pria gentleman untuk dijadikan partner hidup. Padahal mah dari hati yang paling dalam, pergumulan terbesar menjadi single woman bukan impian-impian keliling dunia, karir menanjak atau sekedar pendidikan tinggi tapi soal pasangan hidup (yaelah bang bikin susah neng aje xD). Menemukan pria yang punya prinsip “jadiin rusuk bukan jadikan rusak” jaman gini susah-susah gampang. Memang sih kalau jodoh enggak kemana, tapi pertanyaannya yang selalu dan selalu ‘jodoh ada dimana?’ biar tahu harus kemana :D 

Memang sih udah punya pacar gini seperti yang sebelumnya pergumulannya tetep apakah direstui semesta kejenjang pernikahan. PDKT trus pacaran mah udah jadi makanan sehari-hari anak muda yang single. Tapi kejenjang pernikahannya ini yang masih jadi pergumulan temen gw juga. Apapun yang terjadi gw yakin dan percaya enggak ada hasil yang mengkhianati usaha selama kita yakin jadi pemenangnya. Slalu sertai Tuhan dalam setiap perjalanan hidup kita.

--------------------------------------
Keterangan:

Au Pair : istilah Au Pair itu berasal dari bahasa Perancis guys, yang artinya “on a pair” atau equal atau sejajar atau bisa juga diartikan sebagai balas jasa. Ketika menjadi Au Pair, maka kamu akan menjadi asisten domestic dari negara asing yang bekerja dan tinggal dengan keluarga angkat (host family)  sebagai bagian dari keluarga mereka. Kamu juga ikut serta dalam tanggung jawab keluarga angkat kamu.



Jumat, 21 Oktober 2016

Iman yang Gila

Nama saya John.. Saya punya teman bisa disebut sahabat sejak umur 15 tahun bernama Billy.. 
Waktu saya dan Billy sedang berkunjung ke suatu negara, kami mampir ke cafe yang ada disana untuk ngopi2. Ternyata disana kami bertemu dengan beberapa anak muda yang ternyata mau penginjilan. Yang bikin saya terkejut adalah saat Billy berbicara kepada orang tersebut menggunakan bahasa chinese. "Hah? Billy kamu bisa berbahasa chinese? Sejak kapan? Kok saya gak pernah tau? Kita berteman dekat sejak umur 15 tahun dan saya gak pernah tau kamu bisa bahasa chinese. Ada keturunan juga enggak, kerjaan berhubungan sama bahasa chinese juga enggak".
Stelah itu Billy bilang ke saya "John, kenapa kamu gak pernah tau? Karna kamu gak pernah nanya ke saya apakah saya bisa bahasa chinese atau enggak".

Begitu juga kita dengan Tuhan, kenapa kita gak pernah tau kalau Tuhan bisa melakukan hal2 yang luar biasa? Karna kita gak pernah tanya dan minta sama Tuhan. Kita terkadang selalu membatasi Tuhan dengan pikiran kita. 
Kalau kita flasback lagi kisah Tuhan Yesus tidak pernah menyembuhkan orang sakit tanpa "ketemu langsung sama orang sakitnya". Tapi ada satu seorang perwira karna hamba yang dikasihinya sedang sakit, perwira ini menyuruh prajuritnya yang datang menemui Tuhan minta untuk hambanya itu disembuhkan. Balik lagi dalam sejarah belum pernah Tuhan menyembuhkan orang sakit tanpa bertemu langsung dengan orangnya. Sehingga Tuhan pun ingin datang kesana bersama2 dengan para prajuritnya. Perwira tersebut bukan seorang yang berada di dalam Tuhan, sehingga ia merasa menganggap dirinya tidak layak untuk didatangi. Oleh sebab itu perwira menyuruh sahabat2nya untuk mengatakan kepada Tuhan bahwa "katakan saja sepatah kata, maka hambaku akan sembuh" (Luk 7:2-10).
Tuhan sangat heran, karna baru kali itu pertama kali Tuhan menjumpai orang yang mempunyai iman sebesar itu. Yakin bahwa hanya perkataan Tuhan yang sepatah kata hambanya akan sembuh. 

Sperti halnya juga orang lumpuh. Dia ingin disembuhkan Tuhan. Orang lumpuh itu dibawa teman2nya untuk menemui Tuhan di rumah ibadah, karna disitu Tuhan sedang memberitakan injil. Tetapi pas tiba di rumah ibadah, ternyata antriannya sudah panjang. Sedangkan Tuhan sedang memberitakan firman di dalam rumah ibadah itu. Taukah apa yang dilakukan salah satu teman si orang lumpuh tsb? Ia mempunyai inisiatif untuk membobol atap rumah ibadah untuk menurunkan si orang yang lumpuh ini untuk disembuhkan tepat di depan Tuhan. Akhirnya orang lumpuh tersebut pun disembuhkan oleh Tuhan. Tuhan langsung beri mukjizat kesembuhan terhadap orang lumpuh tersebut walaupun dengan cara membobol atap. Tuhan gak mikir lagi atapnya dibobol, Tuhan gak mikir lagi kalau orang2 akan berasumsi bahwa membobol atap itu dibenarkan, Tuhan gak mikir lagi orang2 yang udah ngantri dari tadi untuk medapatkan miracle. Yang Tuhan perdulikan ialah iman yang besar melalui usaha yang tidak biasa untuk meraih miracle tsb. 
Seandainya orang yang lumpuh itu gak punya temen yang "gila" kayak yang dilakukan oleh salah satu temannya yang membobol atap untuk cepat dijamah oleh Tuhan sehingga mendapatkan mukjizat kesembuhan, apa yang akan terjadi ? 
Mungkin orang lumpuh tersebut masih sibuk antri nunggu giliran dapat miracle. Tapi karna dia punya temen yang "gila", dia bisa dapat miracle yaitu bisa berjalan. Si orang lumpuh itu mah gak ada apa2nya, tapi salah satu temannya yang "gila" bisa buat dia dapat miracle dari Tuhan. Berterima kasih lah sama temen kalian yang "gila", tag temen kamu yang "gila" and say thanks to them!. Karna terkadang kita mendapatkan miracle karna memiliki teman yang "gila" imannya. 

Mulai saat ini beranilah minta ke Tuhan, apa yang menjadi pergumulan hidupmu. Jangan batasi Tuhan dengan perhitungan2 yang kita buat. Mintalah, maka lihatlah Tuhan sangat sanggup melakukan apapun. 

------------------------------------------------------------------------------
Ket: Khobtah sewaktu ibadah hari minggu yang diceritakan ulang oleh Yenni Ruth

Sabtu, 11 Juni 2016

Single, Impian dan Jodoh




Kalau ngomongin tentang kehidupan single, Impian apalagi JODOH, memang menang banyak yah karna hits dibicarakan terus. Apalagi bagi perempuan. Perempuan adalah makhluk complicated. Makhluk yang paling sering moody’an, trus paling sering serba salah sama dirinya sendiri belum lagi paling sering galau sama dunia percintaannya xD

Berikut ini adalah cerita dari seorang rekan kerja, my combatmate, half traveler, teman sharing dan sebagainya (complicated emang) yang bentar lagi bakal ninggalin gw & cukup berhasil bikin gw sedih karna dia hijrah ke negri kincir angin. Pergumulan yang panjang sebenernya buat dia pribadi untuk pindah ke Belanda sementara waktu. Siapapun yang berhubungan baik atau berteman baik dengan ini orang, pasti bakal ngerasain berat untuk berpisah dalam waktu yang cukup lama dan tempatnya jauh. 

Pergumulan dia yang baru saja menginjak usia kepala “tiga”, kadang dia suka bertanya kenapa Tuhan belum mempertemukan dia dengan jodohnya. Apalagi dia dulunya punya impian menikah di usia ke-25 tahun. Sebagai perempuan untuk menunggu jawaban Tuhan selama 5 tahun itu bener-bener struggle banget. PDKT sama pria & pernah menjalin hubungan pacaran belum ada satu pun yang berhasil ke jenjang pernikahan. Seandainya kaum pria itu ngerti yah hal seperti ini itu buat perempuan lelah banget cuy. Lelah hati, bikin hati jadi rapuh aja *halaaah. timbul pertanyaan dari dirinya (pertanyaan umum yang timbul dari banyak orang juga) seperti:
       -) gw jelek ? enggak tuh. masih ada manis-manisnya.
       -) gw gak pinter ? enggak tuh.
       -) gw gak bisa berkomunikasi dengan baik ? enggak tuh. buktinya banyak temen yang "demen"
           bertemen sama gw.
       -) gw kurang membuka hati ? enggak juga tuh. 
trus, kenapa dunk (?)

Pas temen gw ini flashback lagi apa sih yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidupnya selama 5 tahun ini. Sampai-sampai belum ketemu jodoh sama skali. Bersyukur kepada Tuhan dalam 5 tahun (dari usia 25 – 30 tahun) masa penantian, Tuhan beri kesempatan kepada dia untuk merasakan jadi finalis ETY (Employee of The Year) di Kantor kami. Tuhan beri kesempatan untuk dia traveling ke berbagai tempat-tempat indah di Indonesia bahkan beberapa negara asia.  Kesempatan yang Tuhan beri selama 5 tahun ini sangat mahal. Bayangkan berapa teman baru yang dia miliki setiap dia traveling ke berbagai tempat. Seandainya kalau dia sudah dipertemukan dengan jodohnya 5 tahun yang lalu, mungkin dia tidak merasakan kesempatan dan pengalaman berharga seperti yang sudah dia dapatkan slama ini. Berapa banyak dari teman seangkatan kami, sering mengeluarkan keluh kesahnya entah itu masalah rumah tangganya atau masalah dengan mertuanya. Iyah, itulah kehidupan rumah tangga berbanding terbalik dengan kehidupan masa single. Saya paling nggak suka kalau ada yang bikin status di social media persoalan rumah tangga, mertuanya dll. Intinya yang berhubungan dengan privasi keluarga. Kecuali ngedumel tentang hal lain masih gak apa-apa, masih wajar. Kadang kita yang single mikir waktu mau menikah nggak merenung dulu apa yah kalau kehidupan berumah tangga itu  beda 100% dengan kehidupan masih single. Mana bisa kehidupan sudah berumah tangga dapat menikmati kehidupan bebas berprestasi di Kantor, bebas meluangkan waktu untuk berolah raga, bebas menggunakan uang untuk traveling kemana yang kita mau. Jadi puji-pujian untuk Tuhan apa yang sudah dia kehendaki baik itu seorang yang bertemu dengan jodohnya dan menikah maupun yang masih single bebas mengalami pengalaman & kesempatan lebih besar. Sebentar lagi hal yang paling "besar" akan terjadi adalah teman gw ini akan mengalami kerja & sekolah di Negara Belanda. Belum tentu semua orang yang single mendapatkan kesempatan ini, apalagi orang yang sudah berkeluarga :)

Kami perempuan yang masih single mempunyai impian, kami rindu mendapatkan pasangan hidup bukan hanya terbaik untuk kami pribadi, tetapi terbaik juga untuk keluarga kami maupun keluarga dari pasangan kami juga. Tuhan sudah memberi hikmat tersebut ke hati dan pikiran kami. Itu artinya Tuhan yang akan membuat hal tersebut sesuai dengan kehendakNya. 

Yang bikin PR adalah cara menjelaskan atau memberi pemahaman yang sama terhadap keluarga terutama orang tua. Terkadang jadi problematika orang tua yang slalu dramatis banget anaknya untuk segera menikah. Serba salahnya adalah ketika sudah ada seorang pria baik hati, penyayang, nggak kasar, sopan, tau cara memperlakukan wanita & siap mental untuk ke jenjang lebih serius slalu saja gagal di restu xD yang hanya gegara ((nggak sesuku)) hadeeeeeuuh (mohon maaf sebelumnya gw bukan orang yang rasis, tapi hal ini hanya lebih ke kriteria yang disematkan oleh keluarga). bikin lelah hati ini. Sekalinya dikenalin sama yang “sesuku” komunikasi slalu satu arah >,<

                   Nama saya “ini” pekerjaan saya “itu”

Terus, gw jawab apa dunk (?) nggak ada greeting sama skali >,> Dikira gw HRD apa yah cuma sebutkan nama dan pekerjaan. padahal yang namanya berumah tangga itu sangat dibutuhkan yang namanya komunikasi yang kuat. Komunikasi dua arah, guys. Kalau hal itu aja susah pas masih tahap perkenalan, gimana nanti. Entahlah apa yang pria tersebut pikirkan, mungkin yang dia pikirkan kalau gw akan tertarik sama pekerjaannya dia. Seandainya saja pria modern jaman sekarang hari gini bisa mikir secara modern juga kalau (masih) ada perempuan yang lebih tertarik kenalan dengan personalitinya terlebih dahulu dibandingkan dengan hal-hal lain yang hanya “menempel” sementara didalam dirinya.

Sekalinya ada satu pria ((sesuku)) setiap komunikasi dengan dia walaupun terkadang  tuh orang stay cool, tapi komunikasi kita itu slalu dua arah. Sama-sama nyambung, terasa nyaman, cerita apa saja bisa, pria yang pengertian tapi sayang karna masih ada halangan "waktu" untuk bertemu so hubungannya masih 'berteman' baik :D
Intinya tetap berusaha menjaga hubungan baik dengan siapapun. Hal yang baik, akan berbalik hal yang baik pula. Karna jodoh bisa datang dari mana saja. Tuhan yang masih menulis cerita cinta. 

Masalah jodoh ini memang struggle banget. Balik lagi hal tersebut yang sulit untuk memberi pemahaman kepada keluarga. Apalagi jaman mereka muda dengan jaman anak muda sekarang generasi Y, berbeda jauh. Sehingga terbentur sama pemahaman tentang ‘jodoh’. 

Intinya bersyukur dan bersukacitalah masih menjadi single. Walaupun menjadi single terus-terusan itu nggak enak. Apa enaknya terus-terusan sendirian. Tapi itu berarti masih ada proses yang Tuhan percayakan untuk dilakukan dimasa single. Masih ada proses yang harus dilalui sebelum memasuki babak berumah tangga.



Selasa, 01 Desember 2015

Jatuh Hati Pada Pantai Timang

Jojo and Me. Wajah terlihat gembira, tetapi hati deg-degkan juga xD
Siap-siap naik gondola tradisional di pantai timang
Menikmati angin sepoi-sepoi dan teriknya matahari. Candid by Mas Iman
Mundur sdikit "selesai" seperti halnya dengan cinta mundur sdikit "selesai" alias tertikung (traveler baper)

Pesona ombak yang indah di pantai timang





Pantai timang dari sisi samping
My travelmate "Jojo" on the way by traditional gondola
Yeay, this is adventure buddies. Enjoy my adventure.
Setiap kita menikmati suatu tempat, tetap utamakan keselamatan ya buddies ;)

Santai kayak di pantai

Pose ^^
Peace. Thank God for your opportunity to us

Ini turunnya perjuangan banget, naiknya apalagi. Seperti itulah hidup sgala sesuatu butuh proses. Tetaplah tersenyum.
Ala-ala bertapa :D







Pak Warno atau Senen. Warga lokal yang baik hati jagain kami selama di Pulau Watu Panjang
Siap-siap menyebrang kembali untuk pulang
Cantiknya matahari di pantai timang
Bahagia sesederhana ini. udah liat lautnya biru yang nggak pernah bikin bosan
Tiduran di tanah pantai timang

I feel free.................. Jojo :D
Salah satu masnya yang narik gondola

Jadi model pantai timang
Karna rejeki bukan hanya uang, teman yang suka bikin ketawa pun rejeki ^o^/


Seakan-akan gw berada di dalam mimpi, ketika dapat menginjakkan kaki di pantai yang indahnya begitu dalam. Pantai yang mempunyai ciri khas tersendiri. Sisi pasirnya yang minim, menjadikan laut ini langsung bikin hati tenggelam. Warna air laut yang biru pekat, memanjakan mata bagi yang melihat. Gw suka dengan pantai. Pecinta pantai. Ke pantai manapun yang berada di dalam perut bumi, gw nggak pernah bosan. Karna bagi gw setiap pantai memiliki pesonanya masing-masing dan punya cerita yang berbeda. 

Memijakkan kaki bersama partner traveling-mu yang biasa akrab dengan sebutan travelmate salah satu anugrah dari Tuhan. Mengapa tidak? saat perjalanan maupun stiap tempat yang dikunjungi: berbagi tawa, keseruan, keceriaan, sukacita bahkan drama dapat diciptakan bersama. Semua itu akan terangkum dalam kenangan indah bersama teman yang tidak akan pernah dilupakan seumur hidup. Travelmate gw kali ini adalah teman rasa campur aduk yaitu Yovita Natalia yang akrab dipanggil Jojo @nath_joo. Dengan modal iman, keberanian dan mobil yang kami sewa (lepas kunci) alias tanpa nyewa driver berhasil membawa kami ke tempat impian.

Ombak deras nan indah bikin smangat untuk adventure. Warga lokal yang berada di sekitar pantai timang ini sangat ramah dan baik hati. Tulus untuk membantu dan menjaga para pengunjung. Salah satu warga lokal yang menyapa kami duluan pas tiba disana yaitu Mas Iman. Mas Iman si pipi tomat, begitu kami menjulukinya. Perawakannya yang ramah mengajak kami ngobrol dan memberikan informasi seputar pantai timang. Bahkan Mas Iman ini bersedia direpotin untuk photo-in dan candid-in kita. Begitulah saat kita lagi traveling setiap tempat yang kita pijak, ada baiknya kita ramah pada warga lokal. Ada baiknya jika kita mau ke area tertentu atau mengambil photo di sudut tertentu terlebih dahulu bertanya ke warga lokal. Demi keselamatan diri dan menjaga kelestarian tempat yang kita dikunjungi. Karena jika kita sedang berada di daerah tersebut, belajar jadi warga lokal daerah itu. Siapa tahu kita dapat belajar hal baru dan sebagai bentuk respect dengan culture yang ada. 

Keseruan saat sampai di pulau seberang yang bernama Pulau Watu Panjang. Berawal dari sebuah gondola tradisional yang fungsi awalnya untuk transportasi para nelayan yang akan berburu lobster. Menyebrang dengan gondola tradisional ini memacu adrenalin. Bagi yang suka dengan adventure, hal tersebut adalah hal yang sangat seru. Pengalaman seru yang bikin nagih. Bahkan gw sendiri pengen balik lagi bisa berkunjung kesana. Serunya di pulau itu ada sisi atas ada juga sisi di bawah. Jika dilihat dari photo, terdapat tangga terbuat dari bambu untuk turun kebawah. Sisi bawah di Pulau Watu Panjang ini, membuat adventure kalian bakal dapat paket lengkap. Karna disitu kita dapat merasakan hempasan ombak yang keras dari dekat. 

Sebagai catatan, bagi yang ingin turun tangga untuk melihat sisi di bawah pulau watu panjang sebaiknya ditemani oleh warga lokal. Karena 'medannya' yang licin dan cukup berbahaya. Safety is the fisrt, be smart tripper. Beruntung pas kami kesana, warga lokal bernama Pak Warno bersedia mendampingi bahkan mengambil photo yang hasilnya luar biasa indah. Pak Warno ini pun orangnya cukup humoris. Saat kami berkenalan bisa berbeda namanya, ada tiga nama yang dia sebutkan. Bisa Pak Warno, Senen bahkan Bambang. Kata beliau, kalau ada stasiun televisi yang datang meliput dia akan beda-beda menyebutkan namanya :D 

"Berarti bapak udah kenal sama Denny Sumargo, dunk? yang ganteng itu loh, pak. Tahun lalu kan dia datang kesini pak", tanya ku. Jawab si bapak, "oh sudah kenal donk. Pacarnya ya?", canda si Pak Warno.  
Kami begitu beruntung mengenal Pak Warno yang ramah dan setia menjaga selama di pulau itu. Bahkan kami sempat bersalaman dengan istrinya yang berjualan dalam warung kecil sekitaran pantai timang. Istrinya begitu ramah dan lembut ketika kami berjabat tangan. 

Pengalaman dan keseruan tak terhingga bagi gw. Entah kapan lagi gw bisa kesana. Ngangenin banget pantainya^^ 

Bersyukur kepada Tuhan, atas terciptanya pantai timang. Kami diberi kesempatan menikmati pantai ini. Mencintai Tuhan melalui mencintai Indonesia. 
If you visit this place, don't damaged and kindly to keep clean ya buddies. 



Photo by: Ria Riu, Jojo & Warga lokal pantai timang.